Sambut 72 Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI, Ketum Bhayangkari Gelar Defile Sangsaka Merah Putih di Dasar Laut

Dalam menyambut 72 tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada Kamis (17/8) lalu, Istri Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Pol Tito Karnavian, Tri Suswati beberapa waktu sebelumnya telah mempersiapkan kado spesial sebagai bukti kecintaannya kepada bangsa ini. Ia bersama sejumlah anggota Bhayangkari menggelar upacara bendera dan defile sangsaka merah putih di dasar laut diberbagai spot-spot selam terbaik yang ada di wilayah perairan laut Indonesia.

Ide atraksi upacara dan pengibaran bendera merah putih di dasar laut yang oleh Tri bersama para anggota Bhayangkari tersebut terinspirasi dari para pecinta alam yang kerap melakukan kegiatan ini. Tri yang merupakan Ketua Bhayangkari pun menilai, dengan kapasitasnya sebagai istri Polisi akan lebih menarik minat masyarakat untuk menyukai olahraga selam.

“Untuk upacara di bawah laut memang kita laksanakan sebelum tanggal 17 Agustus, karena pada 17 Agustus saya tidak bisa ada di luar Jakarta, karena harus hadir di Istana Negara,” ungkap Tri kepada Penulis di rumah dinas Kapolri, Jalan Pattimura Nomor 37, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/8).

Beberapa lokasi yang menjadi titik selam mereka di antaranya adalah Sabang, Kepulauan Seribu, Kepulauan Komodo dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Maluku Utara.

Dalam serangkaian giat penyelaman yang ia lakukan di lokasi tersebut untuk menyambut 72 tahun Proklamasi Kemerdekaan RI, anggota Bhayangkari yang ikut serta jumlahnya berbeda-beda pada tiap-tiap spot penyelaman. “Divers Bhayangkari tergantung daerah masing2, tapi kemarin sekitar 15 orang yang ikut menyelam,”imbuhnya.

Seperti yang dituturkan Tri, giat upacara dan defile bendera di bawah laut dilakukan, karena sejalan dengan hobi Tri yang suka menyelam sejak tahun 2012.

Selain menyambut kemerdekaan, dirinya bersama Bhayangkari ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengenal wisata laut yang ada di seluruh penjuru negeri bahari ini. “Sehingga divers atau penyelam bisa banyak ke sini untuk menikmati keindahan laut,” jelasnya.

Ia pun berharap dengan giat yang ia lakukan bersama anggotanya tersebut, akan menimbulkan motivasi bagi masyarakat umumnya, agar bisa mencintai olahraga selam, khususnya di segala penjuru perairan nusantara.

“Mengingat saya tahu ini adalah kegiatan olahraga yang enggak aneh bagi para perempuan ya, karena sudah banyak sekali divers perempuan di luar sana. Karena mungkin kedudukan, status saya sebagai seorang yang dikenal sebagai istri anggota Polri akan membuat masyarakat melihat menjadi ingin tahu sebetulnya bagaimana sih diving tersebut,” ungkap Tri.

Dari spot-spot yang pernah ia datangi, Tri mengaku baru mampu menyelam hingga kedalaman 26 meter di bawah laut. Ia pun mengatakan, banyak titik titik lokasi penyelaman di Indonesia. Karena itu masih banyak tempat di Tanah Air yang ingin ia datangi dan menyelam.

Tidak Bisa Berenang dan Takut Kedalaman

Tri mengakui, dirinya mulai menyukai giat menyelam saat suaminya masih menjabat Kapolda Papua beberapa tahun silam. Pada saat itu sang suami sering melakukan kunjungan kerja ke Raja Ampat (Papua Barat).

“Bapak kan sering kunjungan kerja ke Raja Ampat (Papua Barat). Akhirnya saya mau coba karena enggak perlu bisa berenang untuk nyelam. Saya belajar yang betul di kolam renang bagaimana nyelam di bawah laut. Setelah turun ke tempat yang bagus, akhirnya ketagihan,” ungkap Tri.

Namun sejujurnya, Tri mengakui bahwa ia tidak bisa berenang dan takut dengan kedalaman laut. Tapi sayangnya hal tersebut tidak menyurutkan tekadnya untuk menyelam untuk memperlihatkan keindahan alam bawah laut nusantara.

“Saya juga enggak bisa renang. Banyak yang enggak percaya, kalau di kolam renang saya nyerah. Awalnya takut menyelam karena tidak bisa berenang. Namun setelah tahu ternyata menyelam tidak harus bisa berenang, dia pun mencobanya,” terang Tri.

Setelah Tri memberanikan diri untuk turun ke dasar laut, ia pun terpukau karena ternyata panorama bawah laut baginya begitu indah sekali, jauh melebihi apa yang sebelumnya terbayangkan olehnya. “Begitu luas mata memandang keindahan laut,” lanjut Tri.

Menurut Tri, sang suamilah yang lebih dahulu menggemari olahraga menyelam. Dirinya tidak pernah membayangkan menyelam untuk menggemari olahraga ini sebelumnya karena tidak bisa berenang. Namun takdir berkata lain, Tri kini justru menyukai olahraga bawah laut tersebut.

“Itu kegiatan di luar pemikiran saya lah,” tambah Tri.

Tri menambahkan, tidak selamanya penyelamannya berjalan dengan lancar. Ia mengungkapkan bahwa dirinya pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan saat menyelam. Namun, hal itu tidak serta-merta membuatnya berhenti menyukai olahraga tersebut.

“Pernah waktu itu sempat terisap air masuk selangnya, kehabisan udara. Tapi kan kalau nyelam harus ada yang dampingin, kita sudah tahu emergency. Yang kita lakukan, minta pernapasan yang lain untuk ke atas. Waktu itu di Bunaken,” pungkasnya.

This slideshow requires JavaScript.

 

Teks: Fery Setiawan

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.